Desa Jatiseeng di Google Earth |
SEJARAH DESA
JATISEENG
oleh : Deddy Madjmoe
Nama Desa Jatiseeng erat kaitannya
dengan Desa Leueweunggajah yang dimulai sejak penyebaran Islam di Cirebon oleh
Syech Maulana Datuk Kahfi atau Abdul Kadir Jaelani yaitu seorang wallayullah
dari Mekkah.
Banyak versi tentang sejarah lahirnya Desa
Jatiseeng, tapi kita coba ikuti versi dari para sejarawan dan seniman yang
diterbitkan Dinas Dikbud Kabupaten Cirebon dan tidak terlepas dari sejarah Desa
Leuweunggajah.
Semula hanya sebuah pedukuhan kecil,
Leuweunggajah berkembang pesat karena banyak dijadikan tempat singgah orang,
tak heran penduduknyapun semakin padat. Sehubungan dengan itu konflik antar
wargapun kerap terjadi dan tidak jarang sampai melakukan perang tanding. Oleh
karena itu diadakan musyawarah untuk mengatasi kemelut dengan membagi Desa
Leueweunggajah dan Desa Jatiseeng.
Nama Jatiseeng sendiri merupakan
usulan para tokoh bahwa nama desa harus didasarkan pada peristiwa menarik dan
luar biasa, yaitu bahwa ada pohon jati yang sangat besar dipinggir jalan
sebelah selatan (dulu Jalan Pramuka sekarang Jalan Pangeran Walangsungsang)
yang kerap mengeluarkan bunyi ‘saheng’ suara
gemuruh seperti sedang menanak nasi. Suara saheng tersebut kemungkinan sebagai
desiran suara ular besar atau ular siluman yang berada dilubang bawah pohon
jati tersebut. Sampai saat ini, dibekas tumbuhnya pohon jati itu masih suka
diberi sesajen pada waktu malam malam tertentu, karena dianggap keramat. Penulis
berusaha mencari tahu posisi tepat pohon itu, ternyata ada disebuah Gang Kecil
depan Sekolahan Santo Thomas.
Karena terdapat hal-hal yang aneh di
pohon jati itu, akhirnya ditebanglah dan sebagian kayunya dijadikan ‘kohkol’
atau kentongan. Sekarang kentongan itu sudah rapuh dan teronggok menjadi saksi
bisu, disalah satu sudut ruangan di Balai Desa Jatiseeng.
Pada tahun 1981, dengan alas an jumlah
penduduk semakin padat, maka desa Jatiseeng dimekarkan menjadi dua, yaitu :
Desa Jatiseeng dengan Kuwu Jenal dan Desa Jatiseeng Kidul dengan Kuwu Moch. Mu’min.
Tidak hanya itu, selang beberapa tahun kemudian Desa Jatiseeng dimekarkan
kembali menjadi dua yaitu Desa Jatiseeng dan Desa Damarguna.
Para Kuwu Di Desa Jatiseeng :
- Kuwu Bujang
- Kuwu Rasitem
- Kuwu Rawiden
- Kuwu Kanidjan
- Kuwu Asiah
- Kuwu Kasidem
- Kuwu Durahman
- Kuwu Kemar Baindar
- Kuwu Natawijaya
- Kuwu Imam
- Kuwu Maskat
- Kuwu Punuk
- Kuwu Kusen
- Kuwu H. Afandi
- Kuwu Wiradinata
- Kuwu Mukid
- Kuwu Wasjud
- Kuwu Rd. Armas
- Kuwu Jenal
- Pjs Kuwu Didi Supriadi
- Pjs Kuwu Najib
- Kuwu Tarno
- Pjs Kuwu Carda
- Pjs Kuwu Soemarno M.Th
- Kuwu Carda
- Pjs Kuwu M. Nugraha
- Kuwu Soemarno M.Th (2011-sekarang)
Jatiseeng ada juga
BalasHapushehehe
maaf mas, tampilan blog kurang menarik
http://www.forumtkjcrew.co.cc
mungkin seperti ini lebih menarik
Hehe..maklum mas blog anak kampung meski namanya Forum Kota...terimakasih. (Admin)
Hapusboleh minta bibliograph atau daftar sumber nya ?? sepertinya menarik untuk membicarakan sejarah mengenai ds jatiseeng beserta mitos dan foklore yang ada didalamnya, suwun
BalasHapusbisa kirim via alamat email saya :D alexander.agung91@gmail.com (untuk kepentingan skripsi)
BalasHapusMohon maaf Mas Agus, kami belum bisa memenuhi permintaan Mas karena keterbatasan kami. Terimaksih. (Admin)
Hapusassalamu'alaikum, punteun mas dedy apakah mas dedy kenal sama Teni Fitrianingsih, anak dari keluarga R Wawang Suherman di jatiseeng? yang dulu pernah se sma sama mas dedy di sman 1 babakan? kebetulan saya anak dari beliau dan beliau berkata mas dedy adalah teman semasa sma, hatur nuhun
BalasHapusWa'alaikum salam. kenal banget dengan Ibu Teni sih satu kampung hehehe...salam buat keluarga. Oh iya kami juga lagi menulusuri sejarah para Kuwu di Jatiseeng, kalo tidak salah ada info bahwa keluarga Ibu Teni juga masih ada kaitannya dengan salah satu Kuwu yang saya tulis di artikel ini. Mohon bantuan info lengkapnya tentang beliau. (Admin)
Hapus